Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Mesin Sinergi

Tungku Hemat Energi dengan Berbahan Bakar Briket Ampas Sagu Agustinus Agustinus; La Ode Musa
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 12, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.083 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v12i1.1120

Abstract

Tungku adalah alat masak yang terbuat dari tanah liat, dan bahan bakar yang digunakan adalah kayu atau arang. Lain halnya dengan tungku ini yang bahan bakarnya adalah briket yang terbuat dari limbah ampas sagu. Briket ampas sagu yang digunakan dalam penelitian ini sebagai bahan bakar mempunyai nilai kalor 4120,0313 (kcal/kg) sampai dengan 4320,0727 (kcal/kg). Mendesain tungku briket perlu diperhatikan adalah 1). adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder 2). adanya saringan dan dudukan briket yang dapat menahan berat briket 3). ada ruang bakar untuk briket yang terletak dibawah 4). ada ruang untuk menampung abu yang terletak dibawah. Hasil pengujian pada tungku hemat energi ini, setelah dilakukan uji masak air 1 liter dan 1 kg bahan bakar briket pada panas yang stabil dengan percobaan sebanyak 6 kali, diperoleh laju kecepatan waktu yaitu (05.08; 05.16; 05.18; 04.45; 04.40; 04.45). Kemudian pada pengujian kompor minyak tanah dengan perlakuan yang sama diperolah laju kecepatan waktu yaitu (05.58; 05.52; 05.49; 05.10; 05.30; 05.13; 05.28). Perbandingan efisiensi waktu memasak air yang diperoleh dari tungku dan kompor jauh lebih cepat tungku, karena panas pada tungku tidak banyak terbuang pada dinding. Kemudian dari segi efisiensi penggunaan bahan bakar, jauh lebih murah briket dibandingkan minyak tanah, harga briket Rp. 5.000,- per kg dan harga minyak tanah non subsidi Rp. 13.000,- per liter. Harga minyak tanah yang ada dipengecer pangkalan tidak merata baik dikota maupun dipedalaman. Kemudian ditinjau dari segi efisiensi bahan untuk pembuatan tungku jauh lebih murah dibandingkan kompor minyak tanah, harga tungku dipasaran Rp. 75.000,- sedangkan kompor hock Rp. 300.000,-.
PERLAKUAN UJI KALOR BRIKET LIMBAH SAGU UNTUK PEMANFAATAN SEBAGAI BAHAN BAKAR OLEH MASYARAKAT KAMPUNG SENTANI Agustinus Agustinus
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.114 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v11i2.1102

Abstract

Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan di lapangan, bahwa limbah ampas sagu yang dihasikan dari pengolahan pati sagu, ampasnya dibuang sehingga mencemari lingkungan serta bau busuk. Untuk mengatasinya dapat diolah atau diproses menjadi briket sebagai alternatif bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji panas atau kalor briket arang ampas sagu yang telah di proses melalui pencetakan dengan menggunakan alat pres hidrolik. Briket ini diharapkan nantinya dapat dijadikan bahan bakar alternatif khususnya dikampung–kampung kabupaten Jayapura sebagai pengganti minyak tanah. Kemudian penelitian ini dapat memberdayakan masyarakat bagaimana memanfaatkan limbah ampas sagu yang terbuang untuk diproses menjadi briket arang. Alat pres yang digunakan pembuatan briket arang adalah dari dongkrak hidrolik, alat ini dapat dijadikan berbasis skala industri rumah tangga. Alat ini dapat menghasilkan tekanan dan kerapatan briket yaitu antara 1.71 ÷ 2.50 gr/cm3 sehingga briket yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Metode penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap sesuai gambar aliran flow chart yaitu mulai dari tahap persiapan alat pres, pengambilan limbah, pengeringan, proses pengarangan, sampai pada proses pencetakan dan Pengeringan dan tahap terakhir pengujian panas (kalor). Hasil pengujian kalor atau panas dari kerapatan briket antara 1.71 ÷ 1.74 gr/cm3 diperoleh nilai kalor sebesar 4164,9404 ÷ 4320,0727 kcal/kg, dari hasil pengujian tersebut maka dapat direkomendasikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah, karena mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi atau panas. Kemudian limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai briket arang.